PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) pada kuartal II tahun ini berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,85 triliun atau naik sebesar 44,14% dari periode yang sama tahun lalu Rp2,66 triliun. Sama hal nya dengan yang terjadi pada laba bersih Perseroan yang meningkat signifikan menjadi Rp691 miliar,atau secara persentase sebesar 58,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk, Jarot Subana, menyatakan bahwa pendapatan usaha tersebut didominasi dari beberapa proyek antara lain proyek Jalan Tol KLBM (Krian-Legundi-Bunder-Manyar), proyek Jalan Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu), proyek LRT Palembang, proyek jembatan Tol Kapal Betung Seksi Ogan, proyek Giant Sea Wall, dan proyek lainnya.

Selain itu, perolehan penerimaan termin hingga mid Juli 2018 sebesar Rp5,26 triliun. Penerimaan termin ini berasal dari proyek Jalan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, proyek Jalan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, proyek Jembatan Ogan Tol Kapal Betung, dan sejumlah proyek lainnya.


 
WSBP juga aktif dalam usaha peningkatan pendapatan usaha terlihat dari adanya kontrak baru senilai Rp2,97 triliun. Hingga Juni 2018 total nilai kontrak dikelola sebesar Rp15,93 triliun. Beberapa proyek yang mendominasi kontrak baru ini berasal dari proyek besar antara lain proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, proyek Jalan Tol Tebing Tinggi-Indrapura, proyek Jalan Tol Kraksaan-Probolinggo, NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), dan Rukan Golf Island.

Sebagai perusahaan yang menyuplai produk precast dan readymix ini menargetkan akan menyelesaikan suplai produk pada sejumlah proyek di tahun 2018, antara lain proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), proyek LRT Palembang, proyek Jalan Tol Solo-Kertosono, proyek Jalan Tol Pejagan-Pemalang Seksi 3, dan proyek Jalan Tol Pemalang-Batang.

Jarot mengatakan bahwa dengan penyelesaian sejumlah proyek jalan tol tersebut diharapkan dapat mempermudah akses bagi masyarakat dan proses pengiriman barang melalui jalan tol yang tentunya akan berdampak baik pada perekonomian Indonesia.

“Seperti Jalan Tol di sepanjang Pantura kami targetkan dapat segera selesai sehingga dapat memperlancar arus transportasi barang dan jasa,” tambah Jarot.

Pada tahun ini, WSBP akan melakukan integrasi hulu melalui akuisisi perusahaan pemasok bahan baku, di mana biaya pembangunan untuk pabrik mengambil sebagian dari capex 2018 sekitar Rp500 miliar. Untuk itu, Perusahaan tengah mengkaji penerbitan surat utang jangka menengah/MTN (Medium Term Notes) dan mempertimbangkan alternatif melalui sindikasi perbankan. Sebagai informasi, pada tahun ini WSBP mengalokasikan sebesar Rp1,1 triliun untuk capex.

 

Sumber, Foto :

Editor : Redaksi StocLover.com

Pin It on Pinterest

Share This