US Market:
DJIA: 26,405.76 (+0.61%)
S&P500: 2,907.95 (+0.13%)

Bursa saham AS ditutup menguat pada perdagangan kemarin, dimana indeks Dow Jones mencapai level penutupan tertinggi sejak akhir Jan seiring dengan meningkatnya imbal hasil US Treasury yang mendorong kenaikan sektor finansial. Sektor finansial (+1.8%) mencatatkan kinerja terbaik di antara semua sektor pada indeks S&P 500, setelah imbal hasil US Treasury 10 tahun mencapai level tertinggi sejak Mei di 3.09%. Saham-saham perbankan, seperti Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Citigroup dan Bank of America masing-masing menguat antara +2.6% hingga +3.3%. Adanya ekspektasi para investor terhadap kondisi perang dagang, terutama antara AS dan China yang tidak seburuk perkiraan pada awalnya juga turut mendorong kenaikan saham-saham yang memiliki exposure besar ke pasar internasional, seperti Boeing (+0.5%) dan Caterpillar (+2.5%). Sedangkan, sektor teknologi melemah -0.1%, tertekan saham Microsoft yang turun -1.3% pasca perusahaan menaikkan dividen kuartalan pada hari Selasa ke sekitar 10%. Saham Amazon.com juga turun -0.8%, karena adanya investigasi dari regulator Uni Eropa mengenai dugaan penggunaan data pedagang untuk menahan persaingan.

European Market:
Dax: 12,219.02 (+0.50%)
EuroStoxx 600: 379.98 (+0.33%)
FTSE 100: 7,331.12 (+0.42%)

Bursa saham Eropa ditutup menguat pada akhir perdagangan kemarin, mengikuti sentimen bursa saham regional. Sektor basic resources memimpin penguatan dengan kenaikan +3.13%, didorong oleh kenaikan harga nikel dan zinc. Saham-saham pertambangan yang tercatat di bursa saham Inggris, seperti Glencore (+3.53%), Antofagasta (+5.87%), Anglo American (+5.05%), dan BHP Billiton (+3.17%) menguat secara serentak. Sektor lain yang juga mencatatkan kenaikan tajam di atas +1%, antara lain sektor otomotif, perbankan, kimia, dan asuransi. Di sisi data ekonomi, tingkat inflasi Inggris di Aug mencapai level tertinggi dalam 6 bulan terakhir di +2.7% YoY. Angka ini melebihi ekspektasi analis di +2.4% YoY maupun periode sebelumnya +2.5% YoY karena adanya peningkatan harga musiman untuk transportasi laut dan udara, serta harga tiket theatre.

Asian Market:
Nikkei: 23,672.52 (+1.08%)
SHComp: 2,730.85 (+1.14%)

Bursa saham Asia kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin, dimana investor terlihat mengesampingkan isu konflik perdagangan antara AS dan China yang terus meningkat. Pemerintah China telah mengumumkan akan mengenakan tarif impor tambahan senilai $60 miliar terhadap lebih dari 5,000 produk AS. Besaran tarif 10% ini lebih rendah dari rencana awal sebesar 20% dan akan efektif berlaku pada 24 Sep mendatang. Di saat yang bersamaan, Menteri Perdagangan China juga melaporkan AS yang baru saja mengenakan tarif impor terhadap produk China senilai $200 miliar ke World Trade Organization (WTO). Sementara itu, kepemilikan pemerintah China atas US Treasury (bills, notes & bonds) turun ke level terendah dalam 6 bulan terakhir, dari $1.178 triliun di Jun menjadi $1.171 triliun di Jul. Sebagian pelaku pasar menganggap penurunan ini sebagai bagian dari aksi retaliation pemerintah China, meskipun para analis menganggap pemerintah China tidak memiliki insentif untuk mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah AS.

Indonesian Market:
JCI: 5,874 (+1.06%)
USD/IDR: 14,875 (+0.13%)
Net Foreign Buy: +IDR 258 miliar

Indeks JCI ditutup menguat pada perdagangan kemarin, didukung oleh posisi net buy yang dicatatkan oleh investor asing. Saham-saham ritel, seperti AMRT (+3.7%), ACES (+3.32%), LPPF (+2.8%), dan MAPI (+1.84%) menguat secara serentak. Selain itu, saham-saham semen, seperti SMGR (+5.57%), INTP (+1.68%), dan SMCB (+2.76%) juga ditutup pada zona positif. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang Jaminan Kesehatan, yang memperbolehkan pemerintah provinsi menggunakan 75% dari 50% (atau efektif 37.5%) penerimaan cukai rokok daerah untuk menutup defisit BPJS Kesehatan. Defisit BPJS Kesehatan di 2018 diprediksi mencapai IDR 11 triliun, sementara, target penerimaan cukai dari rokok di periode yang sama sebesar IDR 13 triliun.

Disclaimer On

Sources: BNP Paribas

Pin It on Pinterest

Share This