US Market:
DJIA: 25,317.41 (-0.50%)
S&P500: 2,755.88 (-0.43%)
Bursa saham AS ditutup mixed pada akhir perdagangan kemarin, terbebani oleh saham energi dan finansial, serta antisipasi investor menjelang rilisnya laporan keuangan beberapa emiten besar. Indeks energi S&P 500 merosot -1.1%, dimana saham Halliburton turun -3%, menyusul pernyataan perusahaan bahwa laporan keuangan kuartal keempat akan meleset dari perkiraan di tengah pelemahan yang sedang berlangsung di pasar hidrolik Amerika Utara. Sementara itu, saham penyedia layanan ladang minyak, Schlumberger juga turun -2.9%. Saham finansial turun -2.1% dan merupakan penekan terbesar pada indeks S&P 500, di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dapat membatasi pertumbuhan pinjaman. Saham-saham bank besar, seperti Bank of America dan Citigroup masing-masing terkoreksi lebih dari -3%. Di samping itu, saham J.P. Morgan Chase dan Goldman Sachs juga masing-masing melemah -1.4% dan -2.4%. Selanjutnya, perusahaan-perusahaan besar, seperti 3M, McDonald’s, Caterpillar, United Technologies, Amazon, dan Alphabet dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan kuartal ketiga dalam minggu ini.
European Market:
Dax: 11,524.34 (-0.26%)
EuroStoxx 600: 359.74 (-0.42%)
FTSE 100: 7,042.80 (-0.10%)
Bursa saham Eropa ditutup melemah pada akhir perdagangan kemarin, dimana sentimen para investor masih dipengaruhi oleh isu seputar anggaran pemerintah Italia. Bursa saham Eropa sempat menguat pada sesi awal perdagangan, setelah lembaga pemeringkat, Moody’s sesuai ekspektasi memangkas rating surat utang pemerintah Italia sebesar 1 notch, tetapi mempertahankan outlook “stabil”. Namun, pergerakan bursa berbalik arah ke teritori negatif, setelah Kementerian Keuangan Italia mempublikasikan surat di laman resminya, bahwa pemerintah Italia tetap mempertahankan proposal anggaran yang dinilai kontroversial tersebut. Di sisi pergerakan saham individual, saham Philips terkoreksi -8.69%, setelah merilis laporan keuangan yang meleset dari ekspektasi analis. Sementara itu, saham Ryanair naik lebih dari +4%, setelah berhasil mencapai progress signifikan dengan karyawannya untuk menghindari aksi mogok kerja ke depannya.
Asian Market:
Nikkei: 22,614.82 (+0.37%)
SHComp: 2,654.88 (+4.09%)
Mayoritas bursa saham Asia ditutup menguat pada akhir perdagangan kemarin. Bursa saham China memimpin penguatan dengan kenaikan lebih dari +4%, setelah pelaku pasar menyambut baik berbagai kebijakan yang dilakukan pejabat ekonomi dan keuangan China dalam mengatasi perlambatan ekonomi akibat perang dagang. Di sisi lain, investor global juga mengkhawatirkan potensi ketegangan geopolitik menyusul tewasnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi di kantor konsulat negaranya di Istanbul, Turki. Kasus tersebut telah mengundang desakan dari dunia internasional agar otoritas Arab membuka apa yang sebenarnya terjadi pada kolumnis Washington Post yang dikenal kritis terhadap Pangeran Mahkota, Mohammed bin Salman. Kondisi ini membuat sejumlah pejabat ekskutif perusahaan besar, seperti JPMorgan Chase, Blackstone Group, BlackRock Inc, dan Ford Motor membatalkan keikutsertaan dalam konferensi investasi Arab Saudi dalam minggu ini. COO Softbank Group, Marcelo Claure juga bergabung dengan deretan eksekutif dalam aksi boikot terhadap pemerintahan Arab Saudi.
Indonesian Market:
JCI: 5,840 (+0.05%)
USD/IDR: 15,189 (+0.01%)
Net Foreign Sell: -IDR 65 miliar
Indeks JCI ditutup flat pada akhir perdagangan kemarin. Saham-saham kertas, seperti INKP (+1.48%) dan TKIM (+2.83%) mencatatkan penguatan secara bersamaan. Sedangkan, saham-saham ritel cenderung tertekan, dengan pelemahan pada saham MAPI (-1.25%), ERAA (-1.48%), dan RALS (-0.84%). Sementara itu, koreksi tajam terjadi pada saham LPPF (-10.67%), menyusul potensi dikeluarkan dari indeks MSCI. Di sisi lain, anggaran subsidi energi dalam RAPBN 2019 dipangkas dari IDR 164 triliun menjadi IDR 159.9 triliun. Secara terperinci, pemangkasan subsidi pada minyak & gas sebesar IDR 3.1 triliun dan pemangkasan pada subsidi listrik sebesar IDR 1 triliun. Sementara itu, anggaran subsidi untuk non-energi tetap dipertahankan pada angka IDR 64.3 triliun. Selanjutnya, fokus pelaku pasar dinilai akan tertuju kepada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan berakhir pada hari ini, dimana 11 dari 14 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan 7DRRR di level 5.75%.
Disclaimer On
Sources: BNP Paribas