US Market:
DJIA: 25,964.82 (-0.09%)
S&P500: 2,901.52 (+0.01%)

Bursa saham AS ditutup mixed pada penutupan perdagangan akhir minggu kemarin. Indeks Dow Jones melemah tipis, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing berhasil mencetak rekor tertinggi yang baru. Penguatan bursa saham AS dalam seminggu terakhir ini, terutama didorong oleh kenaikan saham-saham teknologi, seperti Amazon dan Apple yang masing-masing mencatatkan kenaikan mingguan sebesar +5.6% dan +5.3%. Sepanjang bulan Agustus, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing mengalami kenaikan +2.1% dan +3%, yang merupakan kinerja di bulan Agustus terbaik sejak 2014. Sementara itu, indeks Nasdaq berhasil mencatatkan kinerja di bulan Agustus terbaik sejak 2000, dengan kenaikan sebesar +5.7%. Di sisi lain, fokus investor masih tertuju kepada perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan Kanada yang masih belum mencapai kesepakatan, serta ancaman dari Presiden Trump untuk menarik diri dari lembaga World Trade Organization (WTO).

European Market:
Dax: 12,364.06 (-1.04%)
EuroStoxx 600: 382.26 (-0.80%)
FTSE 100: 7,432.42 (-1.11%)

Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan akhir minggu kemarin, di tengah kekhawatiran investor terhadap hubungan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya yang kembali memanas. Dilansir Bloomberg pada Kamis kemarin, pemerintahan Trump telah bersedia mengenakan tambahan tarif terhadap produk China senilai $200 miliar dengan target paling cepat diumumkan dalam minggu ini. Sementara itu, di saat pemerintah Meksiko telah mencapai kesepakatan perdagangan bilateral dengan AS, pemerintah Kanada masih belum menunjukkan perkembangan yang positif menjelang batas waktu negosiasi perdagangan pada hari Jumat kemarin. Presiden Trump juga dikabarkan tidak puas dengan proposal dari Uni Eropa terkait penghapusan tarif otomotif. Di sisi data ekonomi, tingkat inflasi zona Eropa di Agustus dirilis pada angka 2.0% YoY, lebih rendah dari periode sebelumnya 2.1% YoY.

Asian Market:
Nikkei: 22,865.15 (-0.02%)
SHComp: 2,725.25 (-0.46%)

Mayoritas bursa saham Asia ditutup melemah pada perdagangan akhir minggu kemarin. Sentimen investor terutama dipengaruhi oleh berita dari Bloomberg terkait dukungan Presiden Trump untuk mengenaikan tarif tambahan terhadap produk impor dari China pada hari sebelumnya. Bursa saham Hong Kong terkoreksi -0.98%, terbebani oleh pelemahan saham Tencent sebesar -4.87%. Pada sesi intraday, saham Tencent sempat melemah lebih dari -5.6%, menyusul rencana dari Kementerian Pendidikan China untuk meningkatkan regulasi dan kontrol terhadap beberapa online video games baru, setelah terjadi peningkatan masalah kesehatan mata pada populasi remaja.

Indonesian Market:
JCI: 6,018 (-0.01%)
USD/IDR: 14,730 (+0.27%)
Net Foreign Sell: -IDR 435 miliar

Indeks JCI sempat mengalami koreksi intraday hingga -1.30% pada perdagangan akhir minggu kemarin, sebelum akhirnya ditutup flat menjelang penutupan perdagangan. Adanya pelemahan mata uang Argentina Peso yang menyentuh titik terlemah sepanjang masa terhadap USD turut meningkatkan kekhawatiran terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah bahkan sempat ikut terkoreksi ke level IDR 14,840 per dolar AS atau titik terlemah sejak Juli 1998 ketika krisis keuangan melanda Asia. Saham-saham pakan ternak, seperti CPIN (+2.26%), MAIN (+6.72%), dan JPFA (+4.76%) berhasil menguat secara serentak. Sementara itu, saham-saham ritel, seperti ACES (-1.09%), MAPI (-1.76%), dan RALS (-2.31%) ditutup pada zona merah. Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim produksi daging ayam ras broiler tahun ini surplus 10.8% dengan potensi produksi mencapai 3.38 juta ton dibanding permintaan 3.05 juta ton. Akan tetapi, harga daging ayam di pasar masih tinggi, terutama karena faktor cost-push inflation.

Disclaimer On

Sources: BNP Paribas

Pin It on Pinterest

Share This
%d bloggers like this: