US Market:
DJIA: 25,974.99 (+0.09%)
S&P500: 2,888.60 (-0.28%)
Bursa saham AS cenderung melemah pada penutupan perdagangan kemarin. Indeks Nasdaq terkoreksi lebih dari -1%, tertekan oleh saham teknologi setelah para eksekutif Facebook Inc dan Twitter Inc memberikan pembelaan di depan anggota parlemen AS. Departemen Kehakiman AS mengatakan akan bertemu dengan jaksa umum untuk membahas kekhawatiran terkait platform media sosial yang dinilai sengaja menekan pertukaran ide secara bebas. Meskipun tidak secara khusus menyebut Facebook dan Twitter, namun kedua perusahaan tersebut masing-masing turun -2.3% dan -6.1%. Selain itu, saham Netflix juga turun -6.2%, sementara saham Amazon dan Microsoft masing-masing terkoreksi lebih dari -2%.
European Market:
Dax: 12,040.46 (-1.39%)
EuroStoxx 600: 375.68 (-1.09%)
FTSE 100: 7,383.28 (-1.00%)
Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan kemarin, karena ketegangan perdagangan dan meningkatnya kekhawatiran terhadap mata uang emerging markets memangkas minat investor terhadap aset berisiko. Semua sektor tercatat mengalami pelemahan, kecuali saham-saham perbankan. Sektor teknologi menjadi penekan terbesar pada bursa saham Eropa dengan koreksi -3.04%, dimana saham Temenos turun -11.3%, setelah Jefferies menyematkan peringkat underperform dan mengatakan kinerja margin perusahaan asal Swiss tersebut kemungkinan akan mengecewakan. Sementara itu, saham-saham bank Italia, seperti UBI Banca, Banco BPM, dan Mediobanca masing-masing naik pada kisaran 3.3% dan 7.2%, seiring dengan respon positif terhadap komentar dari wakil Perdana Menteri Italia, Matteo Salvini yang mengatakan bahwa Roma akan “berusaha mengikuti” aturan anggaran dari Uni Eropa.
Asian Market:
Nikkei: 22,580.83 (-0.51%)
SHComp: 2,704.34 (-1.68%)
Bursa saham Asia ditutup melemah pada penutupan perdagangan kemarin, dipengaruhi oleh pelemahan pada bursa saham AS pada perdagangan perdana di September dan aksi sell-off yang terjadi pada mata uang negara-negara emerging markets belakangan ini. Di bursa Jepang, saham-saham otomotif, seperti Toyota (-0.77%) dan Nissan (-1.01%) mengalami pelemahan, seiring dengan adanya kekhawatiran terhadap dampak dari badai taifun Jebi pada kegiatan operasional mereka. Di sisi lain, para investor juga bersikap hati-hati menjelang negosiasi lanjutan antara AS dan Kanada, serta potensi pengenaan tarif tambahan oleh AS terhadap produk China senilai $200 miliar dalam minggu ini.
Indonesian Market:
JCI: 5,684 (-3.76%)
USD/IDR: 14,927 (-0.05%)
Net Foreign Sell: -IDR 877 miliar
Indeks JCI sempat terkoreksi hingga -4.80% pada sesi perdagangan intraday, sebelum tutup pada level 5,684 dengan penurunan -3.76% pada perdagangan kemarin. Investor asing kembali membukukan posisi net sell untuk hari keempat di tengah tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih berlanjut. Saham-saham bank besar, seperti BBRI (-5.8%), BBCA (-3.0%), BMRI (-3.8%), dan BBNI (-5.7%) kembali melemah secara serentak. Di samping itu, saham-saham bluechip lain, seperti HMSP (-4.5%), UNVR (-5.4%), TLKM (-4.4%), ASII (-4.2%), INKP (-4.7%), dan GGRM (-3.0%) juga ditutup pada zona negatif. Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menunda proyek pembangkit listrik sekitar 15.200 megawatt (MW) dari total proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) yang ditargetkan selesai tahun 2019. Dengan penundaan ini, target penyelesaian sebagian proyek mundur menjadi tahun 2021-2026. Lebih lanjut, pemerintah mengklaim penundaan ini dapat menghemat impor barang di sektor ketenagalistrikan sebesar $771.6 juta atau IDR 11.19 triliun (asumsi kurs IDR 14.500 per dolar AS).
Disclaimer On
Sources: BNP Paribas